Sabtu, 13 Oktober 2012

Drama




 DRAMA
            Adalah bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog.

Unsur-unsur drama:
1. Tokoh:

a. Protagonis
b. Antagonis 
c. Protagonis
d. Tritaginis



1.    Dialog
2.    Alur
a.    Alur Maju
b.    Alur Mundur
c.    Alur Gabung                                         
3.    Latar
Langkah-langkah pementasan:
1.    Menyusun  mempelajari naskah
2.    Bedah naskah
3.    Reeding  membaca naskah keseluruhan.
4.    Cassting  pemilihan pemain.
5.    Pendalaman peran
6.    Bloking (pergeseran pemain)
7.    Running (latihan lengkap kostum dan gerak)
8.    Gladi resik
9.    Pementasan

Pelaku-pelaku pementasan :
1.    penulis naskah
2.    sutradara
3.    narator
4.    pemain
5.    penata artistik
6.    penata rias
7.    penata kostum

Fasilitas-fasilitas pementasan :
1.    Panggung hidrolik (bisa naik turun)
2.    Kontrol cahaya  lighting
3.    Kontrol suara  sound
4.    Ruang gantung (layar )
5.    Sistem akuistik (kekedapan suara)
 

Unsur-unsur Drama
1. Intrinsik (unsur dalam)
            Unsur intrinsik atau disebut juga unsur dalam adalah unsur yang tidak tampak. Ini yang kita sebut di atas tadi sebagai kajian interteks. Dalam intrinsik ada:
a.  tema; yaitu ide pokok yang ingin disampaikan dari sebuah cerita. Tema sering pula dikatakan dengan nada dasar drama. Sebuah tema tidak terlepas dari manusia dan kehidupan, misalkan cinta, maut, dan sebagainya. Jika ada yang menyebutkan temanya romantis, itu adalah bias pengertian. Romantis bukan tema, tetapi gaya yang digunakan oleh penulis. Dalam kasus dimaksud sebenarnya temanya adalah cinta/ percintaan. Jalan ceritanya yang dibuat menjadi romantis. Ini hanya perkara gaya/style (di lain waktu akan kita bicarakan masalah gaya atau style penulis tersebut).
b. alur/ plot; yaitu jalan cerita. Dalam alur sebuah naskah drama bukan permasalahan maju-mundurnya sebuah cerita seperti yang dimaksudkan dalam karangan prosa, tetapi alur yang membimbing cerita dari awal hingga tuntas. Dimulai dengan pemaparan (perkenalan awal tokoh dan penokohan), adanya masalah (konflik), konflikasi (masalah baru), krisis (pertentangan mencapai titik puncak–klimak s.d. antiklimaks), resolusi (pemecahan masalah), dan ditutup dengan ending (keputusan). Ada pula yang menggambarkan alur dalam sebah naskah drama itu pemaparan—masalah—pemecahan masalah/resolusi—keputusan.
c.  penokohan; karakter yang dibentuk oleh setiap dialog tokoh.
d. latar/ setting; yaitu tempat kejadian. Latar atau setting berbicara masalah tempat, suasana, dan waktu.
e. amanat; yaitu pesan yang hendak disampaikan penulis dari sebuah cerita. Jika tema bersifat lugas, objektif, dan khusus, amanat lebih umum, kias, dan subjektif.

2.  Ekstrinsik (unsur luar)
Unsur-unsur luar adalah unsur yang tampak, seperti adanya dialog/ percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah sudah dipentaskan. Di sana akan tampak panggung, properti, tokoh, sutradara, dan penonton.
Jenis-jenis Drama

Secara sederhana, drama dapat dibagi menjadi beberapa bentuk. Pembagian secara umum di bawah ini ditinjau dari cerita dan gaya berceritanya.
1.    Tragedi, yaitu drama yang melukiskan kisah duka atau kejadian pahit, sedih yang amat dalam. Tujuan naskah ini biasanya agar penonton dapat memandang hidup dan kehidupan secara optimis.
2.    Komedi, yaitu drama ringan, biasanya bercerita tentang yang lucu-lucu. Tujuannya lebih kepada menghibur penonton.
3.       Melodrama (tragikomedi), yaitu drama yang berupa gabungan dari tragedi dan komedi. Dalam naskah ini ada cerita serius, ada juga hanya cerita ringan dan lucu.
4.       Dagelan (farce), yaitu jenis drama murahan atau dikatakan juga dengan komedi picisan. Biasanya naskah ini diiringi musik riang.
5.       Opera atau operet, yaitu dialog diiringi dengan musik yang di dalamnya juga dimasukkan nyanyian/ lagu.

0 komentar:

Posting Komentar